LAPORAN HASIL PENELITIAN KESEHATAN
STUDI PEMANFAATAN PELAYANAN
POLIKLINIK MAHASISWA UNHALU PUSKESMAS PEMBANTU MOKOAU DI KELURAHAN KAMBU
KECAMATAN KAMBU
KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA TAHUN
2008
Oleh :
Dibiayai Oleh :
Dana SPP-DPP/Rutin UNHALU Tahun Anggaran
2007
Nomor : 074a/H29.10/PG/DIPA/Rutin/2008
PROGRAM STUDI KESEHATAN
MASYARAKAT
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2008
RINGKASAN
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
berupa puskesmas yang sudah hampir merata diseluruh kecamatan dimana minimal
terdapat satu puskesmas disetiap kecamatan. Upaya pemeritah ini ternyata tidak
dibarengi dengan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan laporan tahunan puskesmas
pada Dinas Kesehatan Kota Madya Kendari bahwa angka kunjungan puskesmas perhari
buka masih sangat rendah yaitu 48,5 kunjungan bila dibandimgkan dengan rata –
rata angka kunjungan puskesmas perhari buka secara nasional yaitu 83 kunjungan.
( Profil kesehatan Kota Madya Kendari Tahun 2005 ).
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif yaitu penelitian yang
diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu
komunitas atau masyarakat.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari segi pengetahuan responden di
dapatkan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan
puskesmas, terdapat 36 responden (37, 5 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan
sebanyak 17 responden ( 17, 70 % ) yang mempunyai pengetahuan kurang. Sedangkan
dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas,
terdapat 18 responden (18, 75 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak
25 responden (26, 04) yang mempunyai pengetahuan kurang. Tingkat pemanfaatan
puskesmas ditinjau dari sikap petugas di dapatkan bahwa dari 53 responden (59,
37 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 24 responden (25 %) menyatakan
setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 33 responden ( 34, 37 % ) menyatakan
tidak setuju dengan sikap petugas. Sedangkan dari 43 responden (40, 61 %) yang
kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 17 responden (17, 70 %)
menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 22 responden (22, 91)
menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas. Tingkat pemanfaatan
puskesmas ditinjau dari jarak tempat tinggal responden di dapatkan bahwa dari
53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 26
responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas dan
sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan
puskesmas. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan
pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai jarak tempat tinggal jauh
sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak tempat tinggal jauh dengan
puskesmas. Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari preferensi dengan
puskesmas di dapatkan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan
pelayanan puskesmas, terdapat 34 responden (35, 41 %) mempunyai preferensi
cukup dan sebanyak 19 responden (19, 79 %) mempunyai preverensi kurang.
Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan
puskesmas, terdapat 25 (26, 04 %) preferensi cukup dan sebanyak 18 responden
(18, 75 %) mempunyai preferensi kurang.
Berdasarkan hasil penelitian maka
disarankan agar Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang puskesmas dan
mengetahui manfaat dari setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas pelayanan
puskesmas perlu ditingkatkan melalui penyuluhan / promosi kesehatan.
Sebaiknya petugas dalam memberikan pelayanan lebih perhatian dan komunikatif
kepada pasien serta lebih mendahulukan pelayanan terhadap pasien. Kepada
penentu kebijakan di Dinkes Kota Kendari diharapkan dapat memberikan pengarahan
pada petugas agar lebih meningkatkan prestasi kerja sehingga kepuasan terhadap
pelayanan di poliklinik mahasiswa unhalu lebih di tingkatkan mutu pelayanannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut “ Widodo “ bahwa puskesmas
masih banyak menghadapi masalah kinerja dan masalah dasar yang lain yaitu pada
umumnya puskesmas mempunyai citra yang kurang baik dimata masyarakat terutama
berkaitan dengan penampilan fisik serta disiplin dan keramahan tenaga dalam
memberikan pelayanan. Meskipun jangkauan pelayanan sudah hampir merata
diseluruh pelosok, namun cakupan pelayanannya masih rendah, dan ironisnya
dengan tarif yang sangat rendahpun penduduk belum mampu memanfaatkan puskesmas
secara optimal ( Widodo, 2001 ).
Keluhan terhadap pelayanan kesehatan
sering terdengar secara lansung maupun melalui media massa. Biasanya yang
menjadi sasaran adalah sikap atau tindakan baik dokter maupun para medis.
Demikian pula keluhan pada sarana kelambanan pelayanan kesehatan, persediaan
obat dan lain – lain. ( Azwar, 1999 ).
Berdasarkan kenyataan – kenyataan
diatas, tampak bahwa pencarian pengobatan oleh masyarakat sangat terkait atau
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap dan persepsi masyarakat terhadap
jenis jasa pelayanan yang ada. Selain itu faktor jarak, kemampuan biaya dan
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pelayanan kesehatan
tersebut seperti pelayanan dari puskesmas.
I.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan pada latar
belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ bagaimana gambaran
pemanfaatan pelayanan poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau di
Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2008, di
lihat dari pengetahuan responden, sikap petugas, jarak tempat tinggal,
dan preferensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1.
Tinjauan Umum Tentang Pemanfaatan
Menurut Muhammad Ali dalam kamus bahasa indonesia (1997) bahwa pemanfaatan
berasal dari kata” manfaat” yang berarti bahwa melakukan sesuatu pekerjaan yang
memberikan pengaruh untuk mendatangkan perubahan.
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa faktor prilaku
yang mempengaruhi masyarakat dalam penggunaan pelayanan kesehatan adalah :
1. Pemikiran
dan perasaan ( Thoughts and feeling ), yakni dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian – penilaian seseorang terhadap obyek
( dalam hal ini obyek kesehatan )
2. Orang
penting sebagai referensi ( personal reference ), yakni prilaku sesorang
itu lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting/berpengaruh
besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan.
3. Sumber –
sumber daya ( resuorces ), yakni mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga
dan sebagainya, semua itu berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok
masyarakat baik positf maupun negatif.
4. Kebudayaan (
culture ) yakni norma – norma yang ada dimasyarakat dalam kaitannya
dengan konsep sehat dan sakit.
II. 2.
Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan
Secara umum yang diamaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun masyarakat (
Azwar Azrul, 1996 ).
Adapun syarat – syarat pokok dari pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut ( Azwar Azrul, 1996 ) :
1. Tersedia dan
berkesinambungan, artinya semua jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat
tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah setiap saat
dibutuhkan.
2. Dapat
diterima dengan wajar, artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
3. Mudah
dicapai yakni dipandang dari sudut lokasi, artinya pengaturan distribusi sarana
kesehatan tidak hanya terkonsentrasi di daerah perkotaan saja melainkan juga di
temukan di daerah pedesaan.
4. Mudah
dijangkau yakni dipandang dari sudut biaya yang artinya biaya pelayanan
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
artinya yang menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa layanan dan
pihak lain tata cara penyelenggaraan sesuatu dengan kode etik serta standar yang
telah ditetapkan.
II. 3. Tinjauan Umum Tentang
Pengetahuan, Sikap Petugas, Jarak Tempat Tinggal Dengan Puskesmas, Dan
Preferensi.
II.3.1. Pengetahuan
Pengetahuan
adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek. Proses melihat, menyaksikan, mengalami atau diajar sangat
menentukan terjadinya pengetahuan pada seseorang.
Pengetahuan
menurut bloom merupakan bagian dari cognitive domain yaitu bagaimana terjadinya
proses menjadi tahu, yang terdiri dari 6 ( enam ) tingkatan
penerimaan terhadap suatu inivasi, yaitu :
a) Tahu ( Know
)
Seseorang hanya mampu menjelaskan garis besar apa yang
telah dipelajari
b) Memahami (
Comprehension )
Seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar dan dapat
menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
c) Aplikasi (
Application )
Seseorang telah mempunyai pengetahuan untuk menggunakan
apa yang telah terjadi dari suatu situasi ke situasi yang lain.
d) Analisis (
Analisis )
Seseorang telah mampu menerangkan bagian – bagian dan
dapat menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu serta dapat menganalisis
hubungan satu dengan lainnya.
e) Sintesis (
Synthesis )
Seseorang telah mampu menganalisa dan menyusun kembali
pengetahuan yang diperolehnya berbentuk semula atau bentuk lain.
f)
Evaluasi ( Evaluation )
Merupakan bentuk pengetahuan tertinggi, telah ada
kemampuan untuk mengevaluasi sesuatu kriteria yang telah ditentukan ( Ngatimin,
1987 ).
II.3.2. Sikap Petugas
Sikap petugas
berkaitan dengan interaksi antara petugas kesehatan dan pasien. Hubungan antara
manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara
menghargai yang dapt dilihat melalui penerimaan, kepercayaan, empati, menjaga
rahasia, menghormati dan responsife serta memberikan perhatian terhadap pasien.
( Wijono, 1999 ).
Mendengarkan keluhan dan berkomunikasi secara efektif juga penting. Dalam
berkomunikasi orang berusaha menyampaikan pandangan, perasaan dan harapannya
kepada orang lain. Hubungan antar manusia yang baik akan mempunyai andil yang
besar dalam konseling yang efektif. Hubungan antar manusia yang kurang baik
akan mengurangi efektifitas dan kompetensi teknis pelayanan kesehatan. (
Wijono, 1999 )
II.3..3. J arak Tempat Tinggal Dengan
Puskesmas.
Pelayanan kesehatan yang terlalu jauh lokasinya denga tempat tinggal baik jarak
secara fisik maupun secara psikologis tentu tidak mudah dicapai. Jarak dapat
mempengaruhi frekwensi kunjungan ditempat pelayanan kesehatan, makin dekat
tempat tinggal dengan pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan dipusat
pelayanan tersebut, begitu pula sebaliknya. Makin jauh jarak rumah dengan
tempat pelayanan kesehatan makin kecil pula jumlah kunjungan ke pusat pelayanan
kesehatan tersebut. ( Azwar , 1996 ).
Menurut Amran Razak ( 2000 ) bahwa jarak untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan dapat di bagi dalam tiga kelompok yaitu :
jarak dekat bila di hitung dalam radius kilometer sejauh kurang dari 1 km,
sedang bila di hitung dalam radius kilometer sejauh 1 – 4 km dan jaraknya jauh
bila di hitung dalam radius kilometer lebih dari 4 km.
Terkadang karena faktor jarak yang jauh dengan tempat pelayanan kesehatan yang
sudah barang tentu membutuhkan biaya transport ( biaya tambahan ) yang dapat
mempengaruhi keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.
Keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan mencerminkan normatif dan
kebutuhan yang dirasakan, karena untuk keputusan konsumsi dalam sektor
kesehatan, konsumen sering tergantung pada informasi yang disediakan oleh
pemasok ditambah preferensinya.
II.3.4. Tinjauan Umum Tentang Preferensi
Preferensi masyarakat terhadap pelayanan pengobatan puskesmas adalah
kecenderungan masyarakat untuk memilih puskesmas sebagai sarana pelayanan
pengobatan.
Menurut Lilien, Kotler dan Moriarthy (1995) dan Kother (2000), ada lima
langka yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi adalah:
1. Diasumsikan
bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut atau multi
atribut.
2. Tingkat
kepentingan atribut produk, dimana costumer memiliki penekanan yang
berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting.
3. Konsumen
mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap
atribut.
4. Melakukan
evaluasi atribut utama produk.
5. Konsumen
akan sampai pada sikap terhadap mereka yang berbeda nelalui prosedur evaluasi
terhadap produk atau disebut juga preferensi terhadap mereka.
Informasi tentang preferensi konsumen sangat penting artinya, dan menurut
Stanton (1994), bahwa dewasa ini seiring dengan globalisasi dan perkembangan
ilmu pengetahuan dibidang consumer research, informasi bukan lagi sekedar
input, tetapi sudah menjadi aset dan alat pemasaran dari sebuah
organisasi.
Ada empat faktor yang menyebabkan pentingnya informasi bagi sebuah organisasi
yaitu :
1. Tekanan
persaingan, agar kompetitif sebuah organisasi harus mengembangkan dan
memasarkan produk baru lebih cepat dari para pesaingnya.
2. Pasar yang
tumbuh, sehingga kegiatan pemasaran semakin kompleks dan luas konteksnya karena
semakin banyaknya pesaing yang beroperasi baik pada pasar domestic maupun luar
Negeri.
3. Harga sebuah
kesalahan, dengan meluncurkan produk baru membutuhkan biaya tinggi dan juga
mempertaruhkan reputasi organisasi. Kegagalan produk yang menyebabkan bencana.
4. Harapan
konsumen yang meningkat, karena kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah
dan semakin spesifik oleh karenanya kegagalan mempunyai informasi tentang
konsumen dapat menyebabkan kegagalan menerapkan rencana pemasaran.
Menurut hasil Penelitian Razak (2000) pada masyarakat pesisir, bahwa preferensi
(selera) masyarakat pesisir dalam memilih pelayanan kesehatan yang tersedia
sangat bervariasi. Kesimpulan yang didapat adalah yang memilih pengobatan
sendiri sebanyak 23,7 %, dukun tradisional ada 9,7 %, para medis
sebesar 25,0 % dan pelayanan medis sebanyak 27,3 %. Preferensi pengobatan
sendiri ternyata hampir menyamai pelayanan medis dan non medis.
II. 4. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas
II.4.1. Batasan Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana
pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan.
Yang dimaksud dengan unit pelaksana adalah unit pelaksana teknis Dinas yang
selanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisasi dilingkungan Dinas Kabupaten /
Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional.
Yang dimaksud dengan
pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan, kesadaran dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
II.4.2. Azas Puskesmas
Ada 4 azas Puskesmas yang harus
diikuti oleh Puskesmas :
1. Azas
Pertanggung jawaban wilayah
Puskesmas harus bertanggung jawab atas pembangunan
kesehatan diwilayah kerjanya.Artinya bila terjadi permasalahan kesehatan
diwilayah kerjanya maka puskesmas harus bertanggung jawab untuk mengatasinya.
2. Azas Peran
serta masyarakat
Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas harus memandang
masyarakat sebagai subyek pembangunan kesehatan, sehingga puskesmas bekerja
bukan hanya untuk mereka tetapi bekerja bersama masyarakat.
3. Azas
Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan
kesehatan diwilayah kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak,
bermitra dengan BPKM/BPP dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi
dengan lintas sektor, agar terjadi perpaduan kegiatan dilapangan sehingga lebih
berhasil guna dan berdaya guna.
4. Azas rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama, yang bila tidak mampu mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan,
bisa melakukan rujukan baik secara vertikal ketingkat yang lebih tinggi atau
secara horisontal ke puskesmas.
II.4.3. Fungsi Puskesmas
Untuk membuat panduan implementasi manajemen, lebih mudah
bila uraiannya berdasarkan fungsi puskesmas. Puskesmas di era desentralisasi
mempunyai 3 fungsi :
a) Menggerakan
pembangunan berwawasan kesehatan
b) Memberdayakan
masyarakat dan memberdayakan keluarga
c) Memberikan
pelayanan kesehatan di tingkat pertama.
II.4.4. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan kabupaten /
Kota adalah sebagai berikut :
A. Aspek Fungsional
1. Di bidang
pelayanan kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh Dinas
Kesehatan Kabupten / Kota.
2. Di bidang
pelayanan medik, puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan medik dasar
tingkat pertama yang secara teknis dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan
RSUD Kabupaten / Kota .
3. Dalam Sistem
Kesehatan Nasional, Puskesmas berkedudukan sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang merupakan ujung tombak sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia.
B. Aspek
Organisasi
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan
berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala,
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas Kabupaten /
Kota.
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
III. 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran “pemanfaatan pelayanan poliklinik Mahasiswa Unhalu
Puskesmas Pembantu Mokoau Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu kota Kendari tahun
2008” ditinjau dari pengetahuan, sikap petugas, jarak tempat tinggal, dan
preferensi.
III.2. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai
bahan masukan dan informasi bagi Dinas kesehatan Kota Madya Kendari dalam
rangka mengoptimalkan pemanfaatan puskesmas dan pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan masyarakat (Puskesmas) agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan pada masyarakat
2. Sebagai
bahan masukan yang diharapkan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya
mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan serta dapat menjadi bahan bacaan bagi
peneliti selanjutnya.
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.I. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan
untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam komunitas atau
masyarakat. Pada penelitian ini akan dilihat gambaran pemanfaatan pelayanan
Puskesmas ditinjau dari pengetahuan, sikap petugas, jarak, dan preferensi
IV.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan oktober
bertempat di poliklinik mahasiswa Universitas Haluole Kampus Baru Kota Kendari.
IV.3. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian
ini adalah semua mahasiswa di Universitas Haluoleo yang berjumlah 17.228 jiwa.
2.
Sampel
Sampel adalah populasi yang terpilih
sebagai sampel .
(1) Metode sampling yang di gunakan
adalah Aksidental sampling .
IV.4. Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer
meliputi pengetahuan, sikap petugas, jarak tempat tinggal, dan
preferensi.yang diperoleh dengan wawancara langsung terhadap responden dengan
menggunakan kuesioner
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti lurah, puskesmas
mokoau, dinas kesehatan dan lain - lain
IV.5. Pengolahan dan Penyajian Data
1.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan komputer dan kalkulator.
2.
Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan diinterpretasikan dalam
bentuk narasi.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V.1. Hasil Penelitian
Penelitian tentang pemanfaatan pelayanan poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas
pembantu Mokoau Kota Kendari dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan
Bulan Oktober. Penelitian ini dilakukan pada kelompok mahasiswa Unhalu yang
datang berkunjung memanfaatkan pelayanan kesehatan di poliklinik mahasiswa
Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari.
Adapun hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan sebagai
berikut :
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jawaban
responden yang menyangkut jenis kelamin dan umur.
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik responden dimana hasil
wawancara terhadap 96 responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poliklinik Mahasiswa Unhalu
Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Persen ( % )
|
Laki – Laki
Perempuan
|
61
35
|
64
36
|
Total
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer, tahun 2008
Pada tabel 1 menunjukan bahwa dari 96 responden yang diwawancarai,
responden laki – laki sebanyak 61 responden ( 64 % ) dan perempuan sebanyak 35
responden ( 36 % )
b. Umur
Umur adalah usia responden pada saat wawancara dilakukan dalam hitungan tahun,
yang dibagi menjadi empat pengelompokan umur yakni 16 - 20 tahun, 21- 25
tahun, > 25 tahun, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poliklinik Mahasiswa Unhalu
Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Kelompok Umur
|
Jumlah
|
Persen ( % )
|
16 – 20
21 – 25
> 25
|
39
47
10
|
41
49
10
|
Total
|
96
|
100
|
Sumber :
Data Primer, tahun 2008
Berdasarkan pada tabel 2 menunjukan bahwa distribusi kelompok
umur responden yang tertinggi berada pada kelompok umur
21 – 25 tahun ( 49 % ) dan yang terkecil adalah kelompok umur > 25 tahun (
10 % ).
2. Karakteristik Variabel Yang Diteliti
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah variabel independen penelitian yang merupakan tanggapan
responden terhadap kelima item pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner yang
kemudian dikategorikan mejadi cukup dan kurang, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Poliklinik Mahasiswa
Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Pengetahuan
|
Jumlah
|
Persen ( % )
|
Cukup
Kurang
|
54
42
|
56
44
|
Total
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer, tahun 2008
Dari tabel 3 diperoleh data bahwa sebanyak 54 responden ( 56 % ) yang mempunyai
pengetahuan cukup dengan pelayanan Puskesmas dan 42 responden ( 44 % )
mempunyai pengetahuan kurang.
b. Sikap Petugas
Sikap petugas adalah sikap yang
diperlihatkan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, dan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Petugas Puskesmas di Poliklinik
Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008
Sikap Petugas
|
Jumlah
|
Persen ( % )
|
Setuju
Tidak Setuju
|
41
55
|
43
57
|
Total
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer, tahun 2008
Pada Tabel 5 menunjukan bahwa sebanyak 41 responden ( 43 %
) mengatakan setuju dengan
sikap petugas dan sebanyak 55 responden ( 57 % ) mengatakan tidak setuju dengan
sikap petugas.
c. Jarak Tempat Tinggal
Jarak antara rumah tempat tinggal dengan
puskesmas adalah variabel independen penelitian yang merupakan tanggapan
responden terhadap ketiga item pertanyaan yang diajukan yang kemudian
dikategorikan menjadi dekat dan jauh, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal di Poliklinik Mahasiswa
Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Jarak Tempat Tinggal
|
Jumlah
|
Persen ( % )
|
Dekat
Jauh
|
44
52
|
45
55
|
Total
|
96
|
100
|
Sumber :
Data Primer, tahun 2008
Pada Tabel 5 menunjukan bahwa sebanyak 44 responden (45 % ) mengatakan
jarak tempat tinggal dekat dengan Puskesmas dan sebanyak 52 responden ( 55 % )
mengatakan jarak tempat tinggal jauh dengan Puskesmas.
d. Preferensi
Tabel 6
Distribusi Responden Menurut Preferensi di Poliklinik Mahasiswa Unhalu
Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Preferensi Mahasiswa
|
Jumlah
|
Persen (%)
|
Cukup
Kurang
|
59
37
|
62
38
|
Total
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer, tahun 2008
Tabel 6 menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat mempunyai preferensi (selera)
kurang untuk berobat kepuskesmas yaitu dari 96 responden terdapat 59 responden
(62 %) yang mempunyai preferensi cukup sedangkan 37 responden (38 %) yang
mempunyai preferensi kurang.
e. Pemanfaatan Puskesmas
Pemanfaatan pelayanan puskesmas merupakan variabel dependen penelitian yang
merupakan tanggapan responden terhadap kuesioner penelitian mengenai kesediaan
responden untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan pelayanan Puskesmas di Poliklinik
Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Pemanfaatan
|
Jumlah
|
Persen ( % )
|
Memanfaatkan
Kurang memanfaatkan
|
53
43
|
55
45
|
Total
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer,
tahun 2008
Pada Tabel 7 menunjukan bahwa sebanyak 53 responden (55 %) memanfaatkan
pelayanan Puskesmas dan sebanyak 43 responden (45 %) kurang memanfaatkan
Puskesmas.
3. Karakteristik Antara Variabel
a. Tabulasi Silang antara Pemanfaatan Pelayanan
Puskesmas dengan Pengetahuan
Pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan pengetahuan adalah tabulasi silang antara
keinginan responden untuk menggunakan pelayanan puskesmas dengan kategori
pengetahuan responden cukup dan kurang, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Distribusi Pemanfaatan Pelayanan
Puskesmas ditinjau dari pengetahuan responden di Poliklinik Mahasiswa Unhalu
Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Pengetahuan
|
Pemanfaatan Puskesmas
|
Total
|
||||
Memanfaatkan
|
Kurang Memanfaatkan
|
|||||
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|
Cukup
Kurang
|
36
17
|
37, 5
17, 70
|
18
25
|
18, 75
26, 04
|
54
42
|
56, 25
43, 37
|
Total
|
53
|
55, 2
|
43
|
44, 79
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer, tahun 2008
Dari tabel 8 menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan
pelayanan puskesmas, terdapat 36 responden (37, 5 %) yang mempunyai pengetahuan
cukup dan sebanyak 17 responden ( 17, 70 % ) yang mempunyai pengetahuan kurang.
Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan
puskesmas, terdapat 18 responden (18, 75 %) yang mempunyai pengetahuan cukup
dan sebanyak 25 responden (26, 04) yang mempunyai pengetahuan kurang.
b. Tabulasi Silang antara Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas
dengan Sikap Petugas
Pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan sikap petugas adalah tabulasi silang
antara keinginan responden untuk menggunakan pelayanan puskesmas dengan sikap
yang diperlihatkan petugas dengan kategori setuju dan tidak setuju, dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
Distribusi Pemanfaatan Pelayanan
Puskesmas ditinjau dari sikap petugas
di Poliklinik Mahasiswa Unhalu
Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Sikap Petugas
|
Pemanfaatan Puskesmas
|
Total
|
||||
Memanfaatkan
|
Kurang Memanfaatkan
|
|||||
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|
Setuju
Tidak Setuju
|
24
33
|
25
34, 37
|
17
22
|
17, 70
22, 91
|
41
55
|
42, 7
57, 28
|
Total
|
53
|
59, 37
|
43
|
40, 61
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer
Dari tabel 9 menunjukan bahwa dari 53 responden (59, 37 %) yang memanfaatkan
pelayanan puskesmas, terdapat 24 responden (25 %) menyatakan setuju dengan
sikap petugas dan sebanyak 33 responden ( 34, 37 % ) menyatakan tidak setuju
dengan sikap petugas. Sedangkan dari 43 responden (40, 61 %) yang kurang
memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 17 responden (17, 70 %) menyatakan
setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 22 responden (22, 91) menyatakan tidak
setuju dengan sikap petugas.
c. Tabulasi silang antara pemanfaatan puskesmas dengan jarak
tempat tinggal
Pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan jarak tempat tinggal adalah tabulasi
silang antara keinginan responden untuk menggunakan pelayanan puskesmas dengan
jarak tempat tinggal yang dikategorikan atas dekat dan jauh, dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10
Distribusi Pemanfaatan
Pelayanan Puskesmas ditinjau dari jarak tempat tinggal di poliklinik mahasiswa
Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008
Jarak
Tempat Tinggal
|
Pemanfaatan Puskesmas
|
Total
|
||||
Memanfaatkan
|
Kurang Memanfaatkan
|
|||||
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|
Dekat
Jauh
|
26
27
|
27, 08
28, 12
|
18
25
|
18, 75
26, 04
|
44
52
|
45, 83
54, 16
|
Total
|
53
|
55, 2
|
43
|
44, 79
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer
Tabel 10 menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan
pelayanan puskesmas, terdapat 26 responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal
dekat dengan puskesmas dan sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak
tempat tinggal dekat dengan puskesmas. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %)
yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai
jarak tempat tinggal jauh sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak
tempat tinggal jauh dengan puskesmas
d. Tabulasi silang antara pemanfaatan
puskesmas dengan Preferensi masyarakat
Preferensi masyarakat terhadap
pelayanan pengobatan puskesmas adalah kecenderungan masyarakat untuk memilih
puskesmas sebagai sarana pelayanan pengobatan, dan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 11
Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas ditinjau dari preferensi di
poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008
Preferensi Masyarakat
|
Permintaan Pelayanan Kesehatan
|
Jumlah
|
||||
Tinggi
|
Rendah
|
|||||
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|
Cukup
Kurang
|
34
19
|
35, 41
19, 79
|
25
18
|
26, 04
18, 75
|
59
37
|
61, 45
38, 54
|
Total
|
53
|
55, 2
|
43
|
44, 79
|
96
|
100
|
Sumber : Data Primer
Dari tabel 11 terlihat bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan
pelayanan puskesmas, terdapat 34 responden (35, 41 %) mempunyai preferensi cukup
dan sebanyak 19 responden (19, 79 %) mempunyai preverensi kurang. Sedangkan
dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas,
terdapat 25 (26, 04 %) preferensi cukup dan sebanyak 18 responden (18, 75 %)
mempunyai preferensi kurang.
V.2. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Sampel pada penelitian
ini berjumlah 96 responden yang datang memanfaatkan Pelayanan kesehatan di
poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008.
Dari keseluruhan responden distribusi umur yang tertinggi berada pada kelompok
umur 21 – 25 tahun sebanyak 47 responde ( 49 % ) dan yang terkecil adalah
kelompok umur > 25 tahun sebanyak 10 responden ( 10 % ).
Dari hasil penelitian terhadap 96
responden di dapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki –
laki sebanyak 61 responden ( 64 % ), sedangkan responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak dan perempuan sebanyak 35 responden ( 36 % )
2. Karakteristik Variabel yang Diteliti
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Proses melihat, menyaksikan, mengalami, atau diajar sangat menentukan
terjadinya pengetahuan pada seseorang.
Pengetahuan tentang puskesmas
sedikit banyak akan mempengaruhi prilaku didalam pemanfaatan pelayanan
puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Pengetahuan sangat penting
peranannya dalam memberikan wawasan terhadap bentuk sikap, yang selanjutnya akan
diikuti oleh tindakan dalam memilih pelayanan kesehatan yang diyakini
kemampuannya. Tingkat pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap penggunaan
puskesmas (Solita Sarwono, 1993 ).
Hasil penelitian menunjukan bahwa
pengetahuan responden tentang pemanfaatan pelayanan puskesmas sudah tergolong
cukup. Dari 96 responden, yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 54
responden ( 56 % ). Tingginya pengetahuan responden tentang pemanfaatan
pelayanan puskesmas dipengaruhi oleh peran serta petugas yang secara terus menerus
memberikan informasi tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan puskesmas. Namun
dalam penelitian ini juga nampak ada responden yang pengetahuannya kurang yaitu
sebanyak 42 responden (44 %). Hal ini dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
puskesmas, apalagi bagi mahasiswa yang kurang pengetahuannya tentang pentingnya
pelayanan Puskesmas.
Sementara itu hasil tabulasi silang
pada tabel 8 menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan
pelayanan puskesmas dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 36 responden (
37, 5 % ) dan responden yang memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 17 responden ( 17, 70 % ). Sedangkan dari 43
responden yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (18, 75 %) dan responden yang kurang
memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan pengetahuan kurang sebanyak 25
responden (26, 04 %). dan yang kurang memanfaatkan Puskesmas sebanyak 37
responden ( 90,2 % ). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan responden memiliki
andil yang cukup besar dalam kecenderungan mahasiswa dalam pemanfaatan
pelayanan Puskesmas di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau
Kota Kendari. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa tentang pelayanan
kesehatan, maka akan semakin pemanfaatan pelayanan puskesmas.
Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Hadijah di Kecamatan Mandonga Kota Kendari tentang
pemanfaatan pelayanan puskesmas Labibia, dimana tingkat pemanfaatan puskesmas
ditinjau dari segi pengetahuan responden di dapatkan bahwa dari 253 responden
dengan pengetahuan cukup terdapat 94,1 % yang memanfaatkan pelayanan puskesmas,
dan dari 84 responden dengan pengetahuan kurang terdapat 13,1 % responden
yang memanfaatkan pelayanan puskesmas.
Menurut pengamatan peneliti, tahu
dengan tidaknya mahasiswa tentang apa dan bagaimana pelayanan yang
diberikan di Puskesmas disebabkan kurangnya informasi yang mereka terima akan
fungsi dan peran puskesmas serta prosedur pelayanan yang ada di puskesmas
dimana sebagian besar responden tidak mengetahui jenis pelayanan serta prosedur
pelayanan puskesmas serta adanya persepsi mahasiswa bahwa puskesmas merupakan
tempat pengobatan terakhir bila sudah tidak dapat berobat
sendiri
.
Menurut Bloom yang dikutip oleh Rusli
Ngatimin (1995), Pengetahuan merupakan bagian dari knowledge, application,
analisis, Syntesis, dan evaluation. Pengetahuan sangat penting dalm
memberikan wawasan terhadap sikap atau perbuatan seseorang. Sikap diartikan
sebagai suatu bentuk kecenderungan untuk bertingkah laku. Dapat juga diartikan
sebagai suatu bentuk respon evaluatif yaitu respon yang sudah dalam
pertimbangan oleh individu yang bersangkutan.
Dibanding hasil penelitian yang
dilakukan oleh Andi Hartati di Desa Padaelo kecamatan Kajuara Kabupaten Bone
tahun 2003, menunjukan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan Puskesmas yang mempengaruhi prilaku seseorang dalam memanfaatkan
pelayanan Puskesmas.
Pengetahuan yang kurang atau bahkan
tidak ada terhadap apa dan bagaimana pelayanan puskesmas yang sebenarnya
mengakibatkan masyarakat tidak mengenal dan mengetahui manfaat pelayanan,
sehingga masyarakat tidak memanfaatkannya.
b. Sikap Petugas
Sikap petugas berkaitan dengan interaksi antara petugas dan pasien. Hubungan
yang baik menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara menghargai yang
dapat dilihat melalui penerimaan, kepercayaan, empati, menjaga rahasia,
menghormati dan responsife serta memberikan perhatian terhadap pasien ( Wijono,
1999 ).
Dari hasil penelitian pada tabel 4
menunjukan bahwa dari 96 responden, menyatakan setuju dengan sikap yang diperlihatkan
petugas sebanyak 41 responden ( 43 % ) dan yang tidak setuju dengan sikap
petugas sebanyak 55 responden ( 57 % ). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
sikap yang diperlihatkan oleh petugas masih dalam ketegori setuju, walaupun
masih ada sebagian yang menyatakan tidak setuju dengan sikap yang diperlihatkan
petugas.
Sementara itu dari hasil tabulasi silang
pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan sikap petugas pada tabel 9 menunjukan bahwa
dari 53 responden (59, 37 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas dan setuju
dengan sikap petugas sebanyak 24 responden ( 25 % ), dan yang tidak setuju
dengan sikap petugas sebanyak 33 responden ( 34, 37 % ). Sedangkan dari 43
responden (40, 61 %) yang kurang memanfaatkan dan setuju dengan sikap petugas
sebanyak 17 responde (17, 70 %), dan yang tidak setuju dengan sikap petugas
sebanyak 22 (40, 61 %). Hal ini menunjukan bahwa interaksi yang baik antara
petugas dan pasien sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan puskesmas
Hubungan antar manusia yang baik akan
mempunyai andil yang besar dalam konseling yang efektif. Hubungan antar manusia
yang kurang baik akan mengurangi efektifitas dan kompetensi teknis pelayanan
kesehatan, (Wijono, 1999)
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih ada sebagian petugas yang
memperlihatkan sikap – sikap yang kurang komunikatif terhadap pasien yang
disebabkan oleh kesibukan pekerjaan baik pekerjaan yang dijalankan di puskesmas
maupun pekerjaan untuk kehidupan rumah tangganya, selain itu petugas sering terlambat
dalam memberikan pelayanan sehingga waktu konsultasi sangat singkat yang
mengakibatkan kurangnya kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.
Dengan demikian responden merasa kurang diperhatikan sehingga terkesan
pelayanan yang diperoleh kurang sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Sikap
dan prilaku petugas merupakan faktor pendorong seseorang sehingga mau
menggunakan jasa pelayanan puskesmas tersebut.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ihsan di Puskesmas
Bontoharu Kabupaten selayar ( 2000 ) bahwa semakin baik pelayanan yang
diberikan oleh petugas maka semakin meningkat pula keinginan masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan Puskesmas.
c. Pemanfaatan Pelayanan
Puskesmas Ditinjau Dari Jarak Tempat Tinggal
Jarak dapat mempengaruhi frekwensi kunjungan ditempat pelayanan kesehatan,
makin dekat jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan makin besar
jumlah kunjungan di pusat pelayanan tersebut, begitu pula sebaliknya, makin
jauh jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan makin kecil pula
jumlah kunjungan di pusat pelayanan kesehatan tersebut ( Azwar Azrul, 1996
).
Dari hasil penelitian pada tabel 10
menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan
puskesmas, terdapat 26 responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal
dekat dengan puskesmas dan sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak
tempat tinggal dekat dengan puskesmas. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden memanfaatkan pelayanan puskesmas, pemanfaatan ini di karenakan biaya
yang dikeluarkan untuk pemanfaatan pelayanan puskesmas gratis, sehingga mereka
hanya membutuhkan biaya transport bagi mereka yang mempunyai jarak yang jauh
dengan puskesmas.
Namun masih ada responden yang kurang
memanfaatkan pelayanan puskesmas, yaitu dari 43 responden (44, 79 %) yang
kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai jarak
tempat tinggal jauh sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak tempat
tinggal jauh dengan puskesmas.
Menurut pengamatan peneliti bahwa
kurangnya pemanfaatan pelayanan puskesmas dikarenakan keuangan responden yang
kurang sehingga walaupun biaya pemanfaatan pelayanan puskesmas gratis namun
biaya untuk transportasi mereka juga terasa memberatkan, selain itu mereka juga
masih memegang pahaman bahwa pengobatan dilakukan bila penyakit telah mengalami
kondisi parah.
Dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan terkadang faktor jarak yang jauh yang
sudah barang tentu membutuhkan biaya transport ( biaya tambahan ) sangat
mempengaruhi dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
termasuk Puskesmas.
d. Pemanfaatan Pelayanan
Puskesmas Ditinjau Dari Preferensi
Dari tabel 11 terlihat bahwa dari 53
responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 34
responden (35, 41 %) mempunyai preferensi cukup dan sebanyak 19 responden (19,
79 %) mempunyai preverensi kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang
kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 25 (26, 04 %) preferensi
cukup dan sebanyak 18 responden (18, 75 %) mempunyai preferensi kurang.
Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa yang mempunyai preferensi
cukup mempunyai pemenfaatn pelayanan kesehatan yang tinggi, Hal ini disebabkan
karena mahasiswa lebih memiliki pelayanan formal dari pada pelayanan informal
(pengobatan sendiri).
Informasi
tentang preferensi konsumen sangat penting artinya, menurut Stanton (1994)
dewasa ini seiring dengan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan
dibidang consumer research, informasi bukan lagi sekedar input tetapi sudah
menjadi aset dan alat pemasaran dari sebuah organisasi.
Menurut hasil penelitian Amran razak (2000) pada masyarakat pesisir, bahwa
preferensi masyarakat pesisir dalam memilih pelayanan kesehatan yang tersedia
sangat berfariasi. Kesimpulan yang didapat adalah yang memilih untuk berobat
sendiri sebanyak 23,7%, dukun tradisional 9,7%, para medis 25% dan pelayanan
medis sebanyak 27,3%, preferensi pengobatan sendiri ternyata hampir menyamai
pelayanan medis dan non medis. Dalam hal ini bahwa preferensi mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap terhadap demand pelayanan kesehatan.
e. Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 96
responden yang diwawancarai tentang pemanfaatan pelayanan puskesmas menunjukan
bahwa 53 responden ( 55 % ) yaang memanfaatkan pelayanan puskesmas sedangkan 43
responden ( 45 % ) kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas
Menurut pengamatan peneliti bahwa masih
banyak mahasiswa yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas secara optimal
disebakan karena masih ada diantara mereka yang lebih memilih melakukan
pengobatan sendiri dengan membeli obat ke apotik atau toko obat terdekat,
kurangnya informasi tentang pelayanan puskesmas, serta memilih jasa pelayanan
kesehatan lainnya seperti rumah sakit maupun dokter praktek.
Selain itu sebagian responden mengatakan bahwa mereka tidak memanfaatkan jasa
pelayanan puskesmas karena memerlukan biaya tambahan untuk menjangkau
puskesmas. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azrul Azwar ( 1999
) bahwa syarat pokok pelayanan kesehatan agar dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh masyarakat adalah tersedia dan berkesinambungan, dapat diterimah dan wajar
dan mudah dicapai.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di di poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota
Kendari Tahun 2008, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Tingkat
pemanfaatan puskesmas ditinjau dari segi pengetahuan responden di dapatkan
bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas,
terdapat 36 responden (37, 5 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak
17 responden ( 17, 70 % ) yang mempunyai pengetahuan kurang. Sedangkan dari 43
responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18
responden (18, 75 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 25 responden
(26, 04) yang mempunyai pengetahuan kurang.
2. Tingkat
pemanfaatan puskesmas ditinjau dari sikap petugas di dapatkan bahwa dari 53
responden (59, 37 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 24
responden (25 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 33
responden ( 34, 37 % ) menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas. Sedangkan
dari 43 responden (40, 61 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas,
terdapat 17 responden (17, 70 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan
sebanyak 22 responden (22, 91) menyatakan tidak setuju dengan sikap
petugas.
3. Tingkat
pemanfaatan puskesmas ditinjau dari jarak tempat tinggal responden di dapatkan
bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas,
terdapat 26 responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan
puskesmas dan sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak tempat tinggal
dekat dengan puskesmas. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang
memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai jarak tempat
tinggal jauh sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak tempat tinggal
jauh dengan puskesmas
4. Tingkat
pemanfaatan puskesmas ditinjau dari preferensi dengan puskesmas di dapatkan
bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas,
terdapat 34 responden (35, 41 %) mempunyai preferensi cukup dan sebanyak 19
responden (19, 79 %) mempunyai preverensi kurang. Sedangkan dari 43 responden
(44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 25 (26, 04 %)
preferensi cukup dan sebanyak 18 responden (18, 75 %) mempunyai preferensi
kurang.
VI.2. Saran
Untuk peningkatan pemanfaatan pelayanan puskesmas di di
poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau
kota Kendari Tahun 2008, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang puskesmas dan mengetahui manfaat
dari setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas pelayanan puskesmas perlu
ditingkatkan melalui penyuluhan / promosi kesehatan
2. Sebaiknya
petugas dalam memberikan pelayanan lebih perhatian dan komunikatif kepada
pasien serta lebih mendahulukan pelayanan terhadap pasien
3. Kepada
penentu kebijakan di Dinkes Kota Kendari diharapkan dapat memberikan pengarahan
pada petugas agar lebih meningkatkan prestasi kerja sehingga kepuasan terhadap
pelayanan di poliklinik mahasiswa unhalu lebih di tingkatkan mutu pelayanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2001, Penyelenggaraan Puskesmas di Era
Desentralisasi. Depkes. Jakarta, 1999, Indonesia Sehat 2010-Visi Baru, Misi,
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan,
Jakarta, 2000, Profil
Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2000, Paradigma Baru Puskesmas Di Era
Desentralisasi, Yogyakarta, Profil Kesehatan Kota Kendari.
2005, Sultra
Azwar Azrul, 1999, Pengantar Administrasi Kesehatan,
Binarupa Aksara, Jakarta
BPS, 2008, Statistik Kesejahteraan Rakyat,
Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Depkes, 2003. Manajemen Puskesmas Pendekatan ARRIME. Jakarta.,
1996 Puskesmas dan Kegiatan Pokonya. Jakarta,.
Gani, Ascobat, 2005, Kesehatan Masyarakat “ Petakan
Kondisi Puskesmas “.
Ngatimin, M.Rusli, 1987, Upaya meningkatkan kesehatan
Masyarakat di Pedesaan, Ujung Pandang
Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT.
Rineka Cipta, Jakarta. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta Jakarta, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka
Cipta Jakarta
Muninjaya,.A, 1999, Manajemen Kesehatan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC Jakarta
Musafin, La Ode, 2005, Analisis Preferensi
masyarakat terhadap pelayanan pengobatan di Puskesmas Kota Bau – Bau,
Program Pasca Sarjana Unhas.
Pedoman Manajemen Puskesmas, 2002 Proyek Kesehatan
Keluarga Dan Gizi. Departemen Kesehatan Jakarta
Razak, Amran, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Pesisir, Kalammedia Pustaka, Makassar, 2000.
Saifuddin F.D., 1995, Pendekatan Sistim Dalam
pengorganisasian Pelayanan Kesehatan, Majalah Kesehatan Masyarakat
Indonesia tahun XV, Nomor 9
Sugiyono. 1993. Metode Penelitian Administratif.
Alfabeta, Bandung.
Sugiono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif.
Alfabeta, Bandung.
Wijono, Djoko, 1999., Manajemen Mutu pelayanan Kesehatan
– Teori, Strategi dan Aplikasi, Airlangga University Press, Surabaya.
LAMPIRAN : RINCIAN BIAYA PENELITIAN
RINCIAN BIAYA PENELITIAN
1. BIAYA
PERSIAPAN
No
|
Uraian
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah
|
Harga Total
(Rp)
|
1
2
|
Biaya Penyusunan Proposal
Penggandaan dan Penyusunan Proposal
|
80. 000
50. 000
|
1 Rangkap
6 Rangkap
|
80.000
300. 000
|
Jumlah
|
380. 000
|
2. ATK
No
|
Uraian
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah
|
Harga Total
(Rp)
|
1
2
3
4
|
Kertas A4 (80 gram)
Catrige Printer HP ...
Rental Komputer
Flas Disc
|
40. 000
260. 000
5. 000
200. 000
|
4 Rim
1 Buah
20 Jam
1 Buah
|
160. 000
260. 000
100. 000
200. 000
|
Jumlah
|
720. 000
|
3. BIAYA
PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
No
|
Uraian
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah
|
Harga Total
(Rp)
|
1
2
3
|
Biaya Penyusunan Laporan
Penggandaan dan Penyusunan Laporan
Penyewaan Jasa Internet
|
100. 000
75. 000
3. 000/jam
|
1 Rangkap
8 Rangkap
50 Jam
|
100. 000
600. 000
150. 000
|
Jumlah
|
850. 000
|
4. BIAYA TAK
TERDUGA
No
|
Uraian
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah
|
Harga Total
(Rp)
|
1
|
Biaya tak terduga
|
50. 000
|
50. 000
|
50. 000
|
Jumlah
|
50. 000
|
Rekapitulasi Biaya
No
|
Uraian
|
Harga Satuan (Rp)
|
1
2
3
4
|
Biaya Persiapan
ATK (Alat Tulis Kantor)
Penyusunan Laporan Akhir
Biaya Tak terduga
|
380. 000
720. 000
850. 000
50. 000
|
Jumlah
|
2. 000. 000
|
Terbilang : Dua Juta Rupiah
BEBAN MAK
............................
|
KWITANSI
|
Tahun Anggaran : 2007
Nomor Bukti :
|
SUDAH TERIMA DARI : Ketua Lambaga Penelitian Unhalu
JUMLAH UANG
: Rp. 830. 000
TERBILANG :
Delapan Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah
UNTUK PEMBAYARAN : Biaya Persiapan
Dengan Rincian Sebagai Berikut :
- Biaya Penyusunan Proposal 1
Rangkap
Rp. 80. 000
- Penggandaan dan Penyusunan Proposal 6 rangkap Rp. 300. 000
Total
Rp.
380. 000
|
||
Mengetahui,
Kendari,
A.N. Ketua Lembaga
Penelitian
Penerima,
Sekertaris
Drs. Baharuddin, H.P.
NIP. 131 416 874
|
||
Barang/Pekerjaan Tersebut telah
diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik
Pejabat Penanggung Jawab,
...............................................
|
BEBAN MAK
............................
|
KWITANSI
|
Tahun Anggaran : 2007
Nomor Bukti :
|
SUDAH TERIMA DARI : Ketua Lambaga Penelitian Unhalu
JUMLAH UANG
: Rp. 720. 000
TERBILANG :
Tujuh Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah
UNTUK PEMBAYARAN : Biaya Alat Tulis Kantor
(ATK)
Dengan Rincian Sebagai Berikut :
- Kertas A4 (80
gram)
Rp. 160. 000
-
Catrige Printer HP ...
Rp. 260. 000
- Rental
Komputer
Rp. 100. 000
- Flas
Disc
Rp. 200. 000
Total
Rp. 720. 000
|
||
Mengetahui,
Kendari,
A.N. Ketua Lembaga
Penelitian
Penerima,
Sekertaris
Drs. Baharuddin, H.P.
NIP. 131 416 874
|
||
Barang/Pekerjaan Tersebut telah
diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik
Pejabat Penanggung Jawab,
...............................................
|
BEBAN MAK
............................
|
KWITANSI
|
Tahun Anggaran : 2007
Nomor Bukti :
|
SUDAH TERIMA DARI : Ketua Lambaga Penelitian Unhalu
JUMLAH UANG
: Rp.850. 000
TERBILANG :
Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah
UNTUK PEMBAYARAN : Penyusunan Laporan Akhir
Dengan Rincian Sebagai Berikut :
-
Biaya Penyusunan Laporan
Rp. 100. 000
- Penggandaan dan Penyusunan
Laporan
Rp. 600. 000
- Penyewaan Jasa
Internet
Rp. 150. 000
Total
Rp. 850. 000
|
||
Mengetahui,
Kendari,
A.N. Ketua Lembaga
Penelitian
Penerima,
Sekertaris
Drs. Baharuddin, H.P.
NIP. 131 416 874
|
||
Barang/Pekerjaan Tersebut telah
diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik
Pejabat Penanggung Jawab,
...............................................
|
2 komentar:
pusing euy backgroundnya
Laporannya bgus, tpi gak jadi baca smpai habis, dluan pusing karna backdropnya..
Posting Komentar