Senin, 08 Juli 2013

LAPORAN PENELITIAN KESEHATAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN KESEHATAN



STUDI  PEMANFAATAN PELAYANAN POLIKLINIK MAHASISWA UNHALU PUSKESMAS PEMBANTU MOKOAU DI KELURAHAN KAMBU KECAMATAN KAMBU
KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2008




Oleh :

SUHADI, S.K.M., M.Kes



Dibiayai Oleh :
Dana SPP-DPP/Rutin UNHALU Tahun Anggaran 2007
Nomor : 074a/H29.10/PG/DIPA/Rutin/2008



PROGRAM  STUDI  KESEHATAN MASYARAKAT
JURUSAN BIOLOGI
 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS  HALUOLEO 
KENDARI
2008
RINGKASAN
 
             Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan berupa puskesmas yang sudah hampir merata diseluruh kecamatan dimana minimal terdapat satu puskesmas disetiap kecamatan. Upaya pemeritah ini ternyata tidak dibarengi dengan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan laporan tahunan puskesmas pada Dinas Kesehatan Kota Madya Kendari bahwa angka kunjungan puskesmas perhari buka masih sangat rendah yaitu 48,5 kunjungan bila dibandimgkan dengan rata – rata angka kunjungan puskesmas perhari buka secara nasional yaitu 83 kunjungan. ( Profil kesehatan Kota Madya Kendari Tahun 2005 ).
              Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari segi pengetahuan responden di dapatkan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 36 responden (37, 5 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 17 responden ( 17, 70 % ) yang mempunyai pengetahuan kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 responden (18, 75 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 25 responden (26, 04) yang mempunyai pengetahuan kurang. Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari sikap petugas di dapatkan bahwa dari 53 responden (59, 37 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 24 responden (25 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 33 responden ( 34, 37 % ) menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas. Sedangkan dari 43 responden (40, 61 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 17 responden (17, 70 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 22 responden (22, 91) menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas.  Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari jarak tempat tinggal responden di dapatkan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 26 responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas dan sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai jarak tempat tinggal jauh sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak tempat tinggal jauh dengan puskesmas. Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari preferensi dengan puskesmas di dapatkan bahwa  dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 34 responden (35, 41 %) mempunyai preferensi cukup dan sebanyak 19 responden (19, 79 %) mempunyai preverensi kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 25 (26, 04 %) preferensi cukup dan sebanyak 18 responden (18, 75 %) mempunyai preferensi kurang.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan agar Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang puskesmas dan mengetahui manfaat dari setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas pelayanan puskesmas perlu ditingkatkan melalui  penyuluhan / promosi kesehatan. Sebaiknya petugas dalam memberikan pelayanan lebih perhatian dan komunikatif kepada pasien serta lebih mendahulukan pelayanan terhadap pasien. Kepada penentu kebijakan di Dinkes Kota Kendari diharapkan dapat memberikan pengarahan pada petugas agar lebih meningkatkan prestasi kerja sehingga kepuasan terhadap pelayanan di poliklinik mahasiswa unhalu lebih di tingkatkan mutu pelayanannya.









BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang                
Menurut “ Widodo “ bahwa puskesmas masih banyak menghadapi masalah kinerja dan masalah dasar yang lain yaitu pada umumnya puskesmas mempunyai citra yang kurang baik dimata masyarakat terutama berkaitan dengan penampilan fisik serta disiplin dan keramahan tenaga dalam memberikan pelayanan. Meskipun jangkauan pelayanan sudah hampir merata diseluruh pelosok, namun cakupan pelayanannya masih rendah, dan ironisnya dengan tarif yang sangat rendahpun penduduk belum mampu memanfaatkan puskesmas secara optimal ( Widodo, 2001 ).
Keluhan terhadap pelayanan kesehatan sering terdengar secara lansung maupun melalui media massa. Biasanya yang menjadi sasaran adalah sikap atau tindakan baik dokter maupun para medis. Demikian pula keluhan pada sarana kelambanan pelayanan kesehatan, persediaan obat dan lain – lain. ( Azwar, 1999 ).
Berdasarkan kenyataan – kenyataan diatas, tampak bahwa pencarian pengobatan oleh masyarakat sangat terkait atau dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap dan persepsi masyarakat terhadap jenis jasa pelayanan yang ada. Selain itu faktor jarak, kemampuan biaya dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pelayanan kesehatan tersebut seperti pelayanan dari puskesmas.
I.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ bagaimana gambaran pemanfaatan pelayanan poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2008, di lihat dari pengetahuan responden, sikap petugas, jarak  tempat tinggal, dan preferensi



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.   1. Tinjauan Umum Tentang Pemanfaatan
              Menurut Muhammad Ali dalam kamus bahasa indonesia (1997) bahwa pemanfaatan berasal dari kata” manfaat” yang berarti bahwa melakukan sesuatu pekerjaan yang memberikan pengaruh untuk mendatangkan perubahan.
           World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa faktor prilaku yang mempengaruhi masyarakat dalam penggunaan pelayanan kesehatan adalah :
1.     Pemikiran dan perasaan ( Thoughts and feeling ), yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian – penilaian seseorang terhadap obyek ( dalam hal ini obyek kesehatan )
2.     Orang penting sebagai referensi ( personal reference ), yakni prilaku sesorang itu lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting/berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan.
3.     Sumber – sumber daya ( resuorces ), yakni mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya, semua itu berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok masyarakat baik positf maupun negatif.
4.     Kebudayaan ( culture ) yakni norma – norma yang ada dimasyarakat dalam kaitannya dengan konsep sehat dan sakit.
II.   2. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan
                  Secara umum yang diamaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun masyarakat ( Azwar Azrul, 1996 ).
                       Adapun syarat – syarat pokok dari pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut  ( Azwar Azrul, 1996 ) :
1.     Tersedia dan berkesinambungan, artinya semua jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah setiap saat dibutuhkan.
2.     Dapat diterima dengan wajar, artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
3.     Mudah dicapai yakni dipandang dari sudut lokasi, artinya pengaturan distribusi sarana kesehatan tidak hanya terkonsentrasi di daerah perkotaan saja melainkan juga di temukan di daerah pedesaan.
4.     Mudah dijangkau yakni dipandang dari sudut biaya yang artinya biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5.     Bermutu artinya yang menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa layanan dan pihak lain tata cara penyelenggaraan sesuatu dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
II. 3. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan, Sikap Petugas, Jarak Tempat Tinggal Dengan Puskesmas, Dan Preferensi.

II.3.1. Pengetahuan
        Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Proses melihat, menyaksikan, mengalami atau diajar sangat menentukan terjadinya pengetahuan pada seseorang.
        Pengetahuan menurut bloom merupakan bagian dari cognitive domain yaitu bagaimana terjadinya proses menjadi tahu, yang terdiri dari 6  ( enam )  tingkatan penerimaan terhadap suatu inivasi, yaitu : 
a)     Tahu ( Know )
Seseorang hanya mampu menjelaskan garis besar apa yang telah dipelajari
b)    Memahami ( Comprehension )
Seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar dan dapat menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
c)     Aplikasi ( Application )
Seseorang telah mempunyai pengetahuan untuk menggunakan apa yang telah terjadi dari suatu situasi ke situasi yang lain.
d)    Analisis ( Analisis )
Seseorang telah mampu menerangkan bagian – bagian dan dapat menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu serta dapat menganalisis hubungan satu dengan lainnya.
e)     Sintesis ( Synthesis )
Seseorang telah mampu menganalisa dan menyusun kembali pengetahuan yang diperolehnya berbentuk semula atau bentuk lain.
f)      Evaluasi ( Evaluation )
Merupakan bentuk pengetahuan tertinggi, telah ada kemampuan untuk mengevaluasi sesuatu kriteria yang telah ditentukan ( Ngatimin, 1987 ).
II.3.2. Sikap Petugas
        Sikap petugas berkaitan dengan interaksi antara petugas kesehatan dan pasien. Hubungan antara manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara menghargai yang dapt dilihat melalui penerimaan, kepercayaan, empati, menjaga rahasia, menghormati dan responsife serta memberikan perhatian terhadap pasien. ( Wijono, 1999 ).
         Mendengarkan keluhan dan berkomunikasi secara efektif juga penting. Dalam berkomunikasi orang berusaha menyampaikan pandangan, perasaan dan harapannya kepada orang lain. Hubungan antar manusia yang baik akan mempunyai andil yang besar dalam konseling yang efektif. Hubungan antar manusia yang kurang baik akan mengurangi efektifitas dan kompetensi teknis pelayanan kesehatan. ( Wijono, 1999 )
II.3..3. J arak Tempat Tinggal Dengan Puskesmas.
             Pelayanan kesehatan yang terlalu jauh lokasinya denga tempat tinggal baik jarak secara fisik maupun secara psikologis tentu tidak mudah dicapai. Jarak dapat mempengaruhi frekwensi kunjungan ditempat pelayanan kesehatan, makin dekat tempat tinggal dengan pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan dipusat pelayanan tersebut, begitu pula sebaliknya. Makin jauh jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan makin kecil pula jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan tersebut. ( Azwar , 1996 ).
             Menurut Amran Razak ( 2000 ) bahwa jarak untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dapat di bagi dalam tiga kelompok yaitu : jarak dekat bila di hitung dalam radius kilometer sejauh kurang dari 1 km, sedang bila di hitung dalam radius kilometer sejauh 1 – 4 km dan jaraknya jauh bila di hitung dalam radius kilometer lebih dari 4 km.
             Terkadang karena faktor jarak yang jauh dengan tempat pelayanan kesehatan yang sudah barang tentu membutuhkan biaya transport ( biaya tambahan ) yang dapat mempengaruhi keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.
          Keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan mencerminkan normatif dan kebutuhan yang dirasakan, karena untuk keputusan konsumsi dalam sektor kesehatan, konsumen sering tergantung pada informasi yang disediakan oleh pemasok ditambah preferensinya.
II.3.4. Tinjauan Umum Tentang Preferensi
          Preferensi masyarakat terhadap pelayanan pengobatan puskesmas adalah kecenderungan masyarakat untuk memilih puskesmas sebagai sarana pelayanan pengobatan.
          Menurut Lilien, Kotler dan Moriarthy (1995)  dan Kother (2000), ada lima langka yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi adalah:
1.     Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut  atau multi atribut.
2.     Tingkat kepentingan atribut produk, dimana costumer memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai  atribut apa yang paling penting.
3.     Konsumen mengembangkan sejumlah  kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.
4.     Melakukan evaluasi atribut utama produk.
5.     Konsumen akan sampai pada sikap terhadap mereka yang berbeda nelalui prosedur evaluasi terhadap produk atau disebut juga preferensi terhadap mereka.
            Informasi tentang preferensi konsumen sangat penting artinya, dan menurut  Stanton (1994), bahwa dewasa ini seiring dengan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dibidang  consumer research, informasi bukan lagi sekedar input, tetapi sudah menjadi  aset dan  alat pemasaran dari sebuah organisasi.
            Ada empat faktor yang menyebabkan pentingnya informasi bagi sebuah organisasi yaitu :
1.     Tekanan persaingan, agar kompetitif sebuah organisasi harus mengembangkan dan memasarkan produk baru lebih cepat dari para pesaingnya.
2.     Pasar yang tumbuh, sehingga kegiatan pemasaran semakin kompleks dan luas konteksnya karena semakin banyaknya pesaing yang beroperasi baik pada pasar domestic maupun luar Negeri.
3.     Harga sebuah kesalahan, dengan meluncurkan produk baru membutuhkan biaya tinggi dan juga mempertaruhkan reputasi organisasi. Kegagalan produk yang menyebabkan bencana.
4.     Harapan konsumen yang meningkat, karena kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah dan semakin spesifik oleh karenanya kegagalan mempunyai informasi tentang konsumen dapat menyebabkan kegagalan menerapkan rencana pemasaran.
            Menurut hasil Penelitian Razak (2000) pada masyarakat pesisir, bahwa preferensi (selera) masyarakat pesisir dalam memilih pelayanan kesehatan yang tersedia sangat bervariasi. Kesimpulan yang didapat adalah yang memilih pengobatan sendiri sebanyak 23,7 %,  dukun tradisional ada 9,7 %,  para medis sebesar  25,0 % dan pelayanan medis sebanyak 27,3 %. Preferensi pengobatan sendiri ternyata hampir menyamai pelayanan medis dan non medis.
II. 4. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas
II.4.1. Batasan Puskesmas
                   Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah       kecamatan. Yang dimaksud dengan unit pelaksana adalah unit pelaksana teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD, yakni unit organisasi dilingkungan Dinas Kabupaten / Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional.
                Yang dimaksud dengan pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesehatan, kesadaran dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
II.4.2. Azas Puskesmas
     Ada 4 azas Puskesmas yang harus diikuti oleh Puskesmas : 
1.     Azas Pertanggung jawaban wilayah
Puskesmas harus bertanggung jawab atas pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.Artinya bila terjadi permasalahan kesehatan diwilayah kerjanya maka puskesmas harus bertanggung jawab untuk mengatasinya.
2.     Azas Peran serta masyarakat
Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas harus memandang masyarakat sebagai subyek pembangunan kesehatan, sehingga puskesmas bekerja bukan hanya untuk mereka tetapi bekerja bersama masyarakat.
3.     Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, bermitra dengan BPKM/BPP dan organisasi masyarakat lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektor, agar terjadi perpaduan kegiatan dilapangan sehingga lebih berhasil guna dan berdaya guna.
4.     Azas rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang bila tidak mampu mengatasi masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara vertikal ketingkat yang lebih tinggi atau secara horisontal ke puskesmas.
II.4.3. Fungsi Puskesmas
Untuk membuat panduan implementasi manajemen, lebih mudah bila uraiannya berdasarkan fungsi puskesmas. Puskesmas di era desentralisasi mempunyai 3 fungsi :
a)     Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan
b)    Memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga
c)     Memberikan pelayanan kesehatan di tingkat pertama.
II.4.4. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan kabupaten / Kota adalah sebagai berikut :
A.   Aspek Fungsional
1.     Di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh Dinas Kesehatan    Kabupten / Kota.
2.     Di bidang pelayanan medik, puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan medik dasar tingkat pertama yang secara teknis dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan RSUD Kabupaten / Kota .
3.     Dalam Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas berkedudukan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang merupakan ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
B.     Aspek Organisasi
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala, yang  berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas Kabupaten / Kota.
                               



















BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

III. 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran “pemanfaatan pelayanan poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas Pembantu Mokoau Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu kota Kendari tahun 2008” ditinjau dari pengetahuan, sikap petugas, jarak tempat tinggal, dan preferensi.
III.2. MANFAAT PENELITIAN

1.     Sebagai bahan masukan dan informasi  bagi Dinas kesehatan Kota Madya Kendari dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan puskesmas dan pihak penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan pada masyarakat 
2.     Sebagai bahan masukan yang diharapkan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan serta dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya.













BAB IV
METODE PENELITIAN

IV.I. Jenis Penelitian
         Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam komunitas atau masyarakat. Pada penelitian ini akan dilihat gambaran pemanfaatan pelayanan Puskesmas ditinjau dari pengetahuan, sikap petugas, jarak, dan preferensi
IV.2. Waktu dan Tempat Penelitian
        Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan oktober bertempat di poliklinik mahasiswa Universitas Haluole Kampus Baru Kota Kendari.

IV.3. Populasi dan Sampel
         1. Populasi
       Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa di Universitas Haluoleo yang berjumlah 17.228 jiwa.
         2. Sampel
    Sampel adalah populasi yang terpilih sebagai sampel  .
(1) Metode sampling yang di gunakan adalah Aksidental sampling .
IV.4. Pengumpulan Data
         1. Data primer
          Data primer meliputi pengetahuan, sikap petugas, jarak tempat  tinggal, dan preferensi.yang diperoleh dengan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan  kuesioner
     2. Data Sekunder
              Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti lurah, puskesmas mokoau, dinas kesehatan dan lain - lain
IV.5. Pengolahan dan Penyajian Data
         1. Pengolahan Data
    Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dan kalkulator.
         2. Penyajian Data
                 Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan diinterpretasikan dalam   bentuk   narasi.







BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V.1. Hasil Penelitian
             Penelitian tentang pemanfaatan pelayanan poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Bulan Oktober. Penelitian ini dilakukan pada kelompok mahasiswa Unhalu yang datang berkunjung memanfaatkan pelayanan kesehatan di poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari.
                    Adapun hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan sebagai  berikut :
1. Karakteristik Responden
          Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jawaban   responden yang menyangkut  jenis kelamin dan umur. 
         a. Jenis Kelamin
                     Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik responden dimana hasil wawancara terhadap 96 responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
               Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008

Jenis Kelamin
Jumlah
Persen ( % )
   Laki – Laki
   Perempuan
61
35
64
36
  Total
96
100
            Sumber : Data Primer, tahun 2008
              Pada tabel 1 menunjukan bahwa dari 96 responden yang diwawancarai,   responden laki – laki sebanyak 61 responden ( 64 % ) dan perempuan sebanyak 35 responden ( 36 % )
      
   b. Umur
                    Umur adalah usia responden pada saat wawancara dilakukan dalam hitungan tahun, yang dibagi menjadi empat pengelompokan umur yakni  16 - 20 tahun, 21- 25 tahun, > 25 tahun, dapat dilihat pada tabel berikut  :
Tabel 2
           Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008

Kelompok Umur
Jumlah
Persen ( % )
16 – 20
21 – 25
>  25
39
47
10
41
49
10
Total
96
100
  Sumber : Data Primer, tahun 2008
                   Berdasarkan pada tabel 2 menunjukan bahwa distribusi kelompok umur    responden yang tertinggi berada pada kelompok umur  21 – 25 tahun ( 49 % ) dan yang terkecil adalah kelompok umur > 25 tahun ( 10 % ).
2. Karakteristik Variabel Yang Diteliti
          a. Pengetahuan
                     Pengetahuan adalah variabel independen penelitian yang merupakan tanggapan responden terhadap kelima item pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner yang kemudian dikategorikan mejadi cukup dan kurang, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
        Distribusi Responden Berdasarkan  Pengetahuan di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008

Pengetahuan
Jumlah
Persen ( % )
Cukup
Kurang
54
42
56
44
Total
96
100
   Sumber :  Data Primer, tahun 2008
                   Dari tabel 3 diperoleh data bahwa sebanyak 54 responden ( 56 % ) yang mempunyai pengetahuan cukup dengan pelayanan Puskesmas dan 42 responden ( 44 % ) mempunyai pengetahuan kurang.
    b. Sikap Petugas
Sikap petugas adalah sikap yang diperlihatkan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, dan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
        Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Petugas Puskesmas di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008
Sikap Petugas
Jumlah
Persen ( % )
Setuju
Tidak Setuju
41
55
43
57
Total
96
100
Sumber : Data Primer, tahun 2008
                      Pada Tabel 5 menunjukan bahwa sebanyak 41 responden ( 43 % )         mengatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 55 responden ( 57 % ) mengatakan tidak setuju dengan sikap petugas.
   c. Jarak Tempat Tinggal
                      Jarak antara rumah tempat tinggal dengan puskesmas adalah variabel independen penelitian yang merupakan tanggapan responden terhadap ketiga item pertanyaan yang diajukan yang kemudian dikategorikan menjadi dekat dan jauh, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
        Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Jarak Tempat Tinggal
Jumlah
Persen ( % )
Dekat
Jauh
44
52
45
55
Total
96
100
         Sumber : Data Primer, tahun 2008
                   Pada Tabel 5 menunjukan bahwa sebanyak 44 responden (45 % )  mengatakan jarak tempat tinggal dekat dengan Puskesmas dan sebanyak 52 responden ( 55 % ) mengatakan jarak tempat tinggal jauh dengan Puskesmas.
  d. Preferensi
     Tabel 6
          Distribusi Responden Menurut Preferensi di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008
Preferensi Mahasiswa
Jumlah
Persen (%)
Cukup
Kurang
59
37
62
38
Total
96
100
          Sumber : Data Primer, tahun 2008
                   Tabel 6 menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat mempunyai preferensi (selera) kurang untuk berobat kepuskesmas yaitu dari 96 responden terdapat 59 responden (62 %) yang mempunyai preferensi cukup sedangkan 37 responden (38 %) yang mempunyai preferensi kurang.
 e. Pemanfaatan Puskesmas
                      Pemanfaatan pelayanan puskesmas merupakan variabel dependen penelitian yang merupakan tanggapan responden terhadap kuesioner penelitian mengenai kesediaan responden untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas, dapat dilihat pada tabel berikut :     
                                                                Tabel 7
        Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan pelayanan Puskesmas di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008


Pemanfaatan
Jumlah
Persen ( % )
Memanfaatkan
Kurang memanfaatkan
53
43
55
45
Total
96
100
      Sumber : Data Primer, tahun 2008
                  Pada Tabel 7 menunjukan bahwa sebanyak 53 responden (55 %)  memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan sebanyak 43 responden (45 %) kurang memanfaatkan Puskesmas.
3. Karakteristik Antara Variabel
    a.  Tabulasi Silang antara Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas dengan Pengetahuan
              Pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan pengetahuan adalah tabulasi silang antara keinginan responden untuk menggunakan pelayanan puskesmas dengan kategori pengetahuan responden cukup dan kurang, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
  Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas ditinjau dari pengetahuan responden di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008


   Pengetahuan
         Pemanfaatan Puskesmas
    
       Total
Memanfaatkan
Kurang Memanfaatkan
N
%
N
%
N
%
Cukup
Kurang
36
17
37, 5
17, 70
18
25
18, 75
26, 04
54
42
56, 25
43, 37
Total
53
55, 2
43
44, 79
96
100
   Sumber : Data Primer, tahun 2008
                    Dari tabel 8 menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 36 responden (37, 5 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 17 responden ( 17, 70 % ) yang mempunyai pengetahuan kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 responden (18, 75 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 25 responden (26, 04) yang mempunyai pengetahuan kurang.
   b. Tabulasi Silang antara Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas dengan Sikap Petugas
              Pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan sikap petugas adalah tabulasi silang antara keinginan responden untuk menggunakan pelayanan puskesmas dengan sikap yang diperlihatkan petugas dengan kategori setuju dan tidak setuju, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
  Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas ditinjau dari sikap petugas
di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari Tahun 2008



Sikap Petugas
         Pemanfaatan Puskesmas
    
       Total
Memanfaatkan
Kurang Memanfaatkan
N
%
N
%
N
%
Setuju
Tidak Setuju
24
33
25
34, 37
17
22
17, 70
22, 91
41
55
42, 7
57, 28
Total
53
59, 37
43
40, 61
96
100
Sumber : Data Primer
                   Dari tabel 9 menunjukan bahwa dari 53 responden (59, 37 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 24 responden (25 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 33 responden ( 34, 37 % ) menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas. Sedangkan dari 43 responden (40, 61 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 17 responden (17, 70 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 22 responden (22, 91) menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas.  
   c. Tabulasi silang antara pemanfaatan puskesmas dengan jarak tempat tinggal
         
                     Pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan jarak tempat tinggal adalah tabulasi silang antara keinginan responden untuk menggunakan pelayanan puskesmas dengan jarak  tempat tinggal  yang dikategorikan atas dekat dan jauh, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10
   Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas ditinjau dari jarak tempat tinggal di poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008


   Jarak Tempat          Tinggal
         Pemanfaatan Puskesmas
    
       Total
Memanfaatkan
Kurang Memanfaatkan
N
%
N
%
N
%
Dekat
Jauh
26
27
27, 08
28, 12
18
25
18, 75
26, 04
44
52
45, 83
54, 16
Total
53
55, 2
43
44, 79
96
100
     Sumber : Data Primer
                   Tabel 10 menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 26 responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas dan sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai jarak tempat tinggal jauh sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak tempat tinggal jauh dengan puskesmas
d. Tabulasi silang antara pemanfaatan puskesmas dengan Preferensi masyarakat
Preferensi masyarakat terhadap pelayanan pengobatan puskesmas adalah kecenderungan masyarakat untuk memilih puskesmas sebagai sarana pelayanan pengobatan, dan dapat dilihat pada tabel berikut :
     Tabel 11
          Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas ditinjau dari preferensi di poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008

Preferensi Masyarakat
Permintaan Pelayanan Kesehatan

Jumlah
Tinggi
Rendah
N
%
N
%
N
%
Cukup
Kurang
34
19
35, 41
19, 79
25
18
26, 04
18, 75
59
37
61, 45
38, 54
Total
53
55, 2
43
44, 79
96
100
            Sumber : Data Primer
                  Dari tabel 11 terlihat bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 34 responden (35, 41 %) mempunyai preferensi cukup dan sebanyak 19 responden (19, 79 %) mempunyai preverensi kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 25 (26, 04 %) preferensi cukup dan sebanyak 18 responden (18, 75 %) mempunyai preferensi kurang.

V.2. Pembahasan
       1. Karakteristik Responden
                   Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 responden yang datang memanfaatkan Pelayanan kesehatan di poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008. Dari keseluruhan responden distribusi umur yang tertinggi berada pada kelompok umur 21 – 25 tahun sebanyak 47 responde ( 49 % ) dan yang terkecil adalah kelompok umur > 25 tahun sebanyak 10 responden ( 10 % ).
Dari hasil penelitian terhadap 96 responden di dapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki – laki sebanyak 61 responden ( 64 % ), sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak dan perempuan sebanyak 35 responden ( 36 % )
     2. Karakteristik Variabel yang Diteliti
     a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Proses melihat, menyaksikan, mengalami, atau diajar sangat menentukan terjadinya pengetahuan pada seseorang.
 Pengetahuan tentang puskesmas sedikit banyak akan mempengaruhi prilaku didalam pemanfaatan pelayanan puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Pengetahuan sangat penting peranannya dalam memberikan wawasan terhadap bentuk sikap, yang selanjutnya akan diikuti oleh tindakan dalam memilih pelayanan kesehatan yang diyakini kemampuannya. Tingkat pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap penggunaan puskesmas (Solita Sarwono, 1993 ).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang pemanfaatan pelayanan puskesmas sudah tergolong cukup. Dari 96 responden, yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 54 responden ( 56 % ). Tingginya pengetahuan responden tentang pemanfaatan pelayanan puskesmas dipengaruhi oleh peran serta petugas yang secara terus menerus memberikan informasi tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan puskesmas. Namun dalam penelitian ini juga nampak ada responden yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak 42 responden (44 %). Hal ini dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan puskesmas, apalagi bagi mahasiswa yang kurang pengetahuannya tentang pentingnya pelayanan Puskesmas.
Sementara itu hasil tabulasi silang pada tabel 8 menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 36 responden ( 37, 5 % ) dan responden yang memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 17 responden ( 17, 70 % ). Sedangkan dari 43 responden yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (18, 75 %) dan responden yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan pengetahuan kurang sebanyak 25 responden (26, 04 %).  dan yang kurang memanfaatkan Puskesmas sebanyak 37 responden ( 90,2 % ). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan responden memiliki andil yang cukup besar dalam kecenderungan mahasiswa dalam pemanfaatan pelayanan Puskesmas di Poliklinik Mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau Kota Kendari. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa tentang pelayanan kesehatan, maka akan semakin pemanfaatan pelayanan puskesmas.  
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Hadijah di Kecamatan Mandonga Kota Kendari tentang pemanfaatan pelayanan puskesmas Labibia, dimana tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari segi pengetahuan responden di dapatkan bahwa dari 253 responden dengan pengetahuan cukup terdapat 94,1 % yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, dan dari  84 responden dengan pengetahuan kurang terdapat 13,1 % responden yang memanfaatkan pelayanan puskesmas.
Menurut pengamatan peneliti, tahu dengan tidaknya mahasiswa tentang apa dan bagaimana pelayanan  yang diberikan di Puskesmas disebabkan kurangnya informasi yang mereka terima akan fungsi dan peran puskesmas serta prosedur pelayanan yang ada di puskesmas dimana sebagian besar responden tidak mengetahui jenis pelayanan serta prosedur pelayanan puskesmas serta adanya persepsi mahasiswa bahwa puskesmas merupakan tempat pengobatan terakhir bila sudah tidak dapat berobat sendiri             .
Menurut Bloom yang dikutip oleh Rusli Ngatimin (1995), Pengetahuan merupakan bagian dari knowledge, application, analisis, Syntesis, dan evaluation. Pengetahuan sangat penting dalm memberikan wawasan terhadap sikap atau perbuatan seseorang. Sikap diartikan sebagai suatu bentuk kecenderungan untuk bertingkah laku. Dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk respon evaluatif yaitu respon yang sudah dalam pertimbangan oleh individu yang bersangkutan.
Dibanding hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Hartati di Desa Padaelo kecamatan Kajuara Kabupaten Bone tahun 2003, menunjukan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan Puskesmas yang mempengaruhi prilaku seseorang dalam memanfaatkan pelayanan Puskesmas.
Pengetahuan yang kurang atau bahkan tidak ada terhadap apa dan bagaimana pelayanan puskesmas yang sebenarnya mengakibatkan masyarakat tidak mengenal dan mengetahui manfaat pelayanan, sehingga masyarakat tidak memanfaatkannya.
 b. Sikap Petugas
                   Sikap petugas berkaitan dengan interaksi antara petugas dan pasien. Hubungan yang baik menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara menghargai yang dapat dilihat melalui penerimaan, kepercayaan, empati, menjaga rahasia, menghormati dan responsife serta memberikan perhatian terhadap pasien ( Wijono, 1999 ).
                         Dari hasil penelitian pada tabel 4 menunjukan bahwa dari 96 responden, menyatakan setuju dengan sikap yang diperlihatkan petugas sebanyak 41 responden ( 43 % ) dan yang tidak setuju dengan sikap petugas sebanyak 55 responden ( 57 % ). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar sikap yang diperlihatkan oleh petugas masih dalam ketegori setuju, walaupun masih ada sebagian yang menyatakan tidak setuju dengan sikap yang diperlihatkan petugas.
                        Sementara itu dari hasil tabulasi silang pemanfaatan pelayanan puskesmas dengan sikap petugas pada tabel 9 menunjukan bahwa dari 53 responden (59, 37 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas dan setuju dengan sikap petugas sebanyak 24 responden ( 25 % ), dan yang tidak setuju dengan sikap petugas sebanyak 33 responden ( 34, 37 % ). Sedangkan dari 43 responden (40, 61 %) yang kurang memanfaatkan dan setuju dengan sikap petugas sebanyak 17 responde (17, 70 %), dan yang tidak setuju dengan sikap petugas sebanyak 22 (40, 61 %). Hal ini menunjukan bahwa interaksi yang baik antara petugas dan pasien sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan puskesmas
                  Hubungan antar manusia yang baik akan mempunyai andil yang besar dalam konseling yang efektif. Hubungan antar manusia yang kurang baik akan mengurangi efektifitas dan kompetensi teknis pelayanan kesehatan, (Wijono, 1999)
                 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih ada sebagian petugas yang memperlihatkan sikap – sikap yang kurang komunikatif terhadap pasien yang disebabkan oleh kesibukan pekerjaan baik pekerjaan yang dijalankan di puskesmas maupun pekerjaan untuk kehidupan rumah tangganya, selain itu petugas sering terlambat dalam memberikan pelayanan sehingga waktu konsultasi sangat singkat yang mengakibatkan kurangnya kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.
              Dengan demikian responden merasa kurang diperhatikan sehingga terkesan pelayanan yang diperoleh kurang sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Sikap dan prilaku petugas merupakan faktor pendorong seseorang sehingga mau menggunakan jasa pelayanan puskesmas tersebut.
         Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ihsan di Puskesmas Bontoharu Kabupaten selayar ( 2000 ) bahwa semakin baik pelayanan yang diberikan oleh petugas maka semakin meningkat pula keinginan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas.         
      c.   Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Ditinjau Dari Jarak Tempat Tinggal    
                        Jarak dapat mempengaruhi frekwensi kunjungan ditempat pelayanan kesehatan, makin dekat jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan di pusat pelayanan tersebut, begitu pula sebaliknya, makin jauh jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan makin kecil pula jumlah kunjungan di pusat pelayanan kesehatan tersebut ( Azwar Azrul, 1996 ). 
Dari hasil penelitian pada tabel 10 menunjukan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 26 responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas dan sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memanfaatkan pelayanan puskesmas, pemanfaatan ini di karenakan biaya yang dikeluarkan untuk pemanfaatan pelayanan puskesmas gratis, sehingga mereka hanya membutuhkan biaya transport bagi mereka yang mempunyai jarak yang jauh dengan puskesmas.
Namun masih ada responden yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, yaitu dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai jarak tempat tinggal jauh sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak tempat tinggal jauh dengan puskesmas.                    
Menurut pengamatan peneliti bahwa kurangnya pemanfaatan pelayanan puskesmas dikarenakan keuangan responden yang kurang sehingga walaupun biaya pemanfaatan pelayanan puskesmas gratis namun biaya untuk transportasi mereka juga terasa memberatkan, selain itu mereka juga masih memegang pahaman bahwa pengobatan dilakukan bila penyakit telah mengalami kondisi parah.
                           Dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan terkadang faktor jarak yang jauh yang sudah barang tentu membutuhkan biaya transport ( biaya tambahan ) sangat mempengaruhi dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas.       
d.  Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas Ditinjau Dari Preferensi
Dari tabel 11 terlihat bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 34 responden (35, 41 %) mempunyai preferensi cukup dan sebanyak 19 responden (19, 79 %) mempunyai preverensi kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 25 (26, 04 %) preferensi cukup dan sebanyak 18 responden (18, 75 %) mempunyai preferensi kurang.
          Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa yang mempunyai preferensi cukup mempunyai pemenfaatn pelayanan kesehatan yang tinggi, Hal ini disebabkan karena mahasiswa lebih memiliki pelayanan formal dari pada pelayanan informal (pengobatan sendiri).
     Informasi tentang preferensi konsumen sangat penting artinya, menurut Stanton (1994) dewasa ini seiring dengan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dibidang consumer research, informasi bukan lagi sekedar input tetapi sudah menjadi aset dan alat pemasaran dari sebuah organisasi.
                        Menurut hasil penelitian Amran razak (2000) pada masyarakat pesisir, bahwa preferensi masyarakat pesisir dalam memilih pelayanan kesehatan yang tersedia sangat berfariasi. Kesimpulan yang didapat adalah yang memilih untuk berobat sendiri sebanyak 23,7%, dukun tradisional 9,7%, para medis 25% dan pelayanan medis sebanyak 27,3%, preferensi pengobatan sendiri ternyata hampir menyamai pelayanan medis dan non medis. Dalam hal ini bahwa preferensi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap terhadap demand pelayanan kesehatan.                   
e.  Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas
                             Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 96 responden yang diwawancarai tentang pemanfaatan pelayanan puskesmas menunjukan bahwa 53 responden ( 55 % ) yaang memanfaatkan pelayanan puskesmas sedangkan 43 responden ( 45 % ) kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas
                              Menurut pengamatan peneliti bahwa masih banyak mahasiswa yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas secara optimal disebakan karena masih ada diantara mereka yang lebih memilih melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat ke apotik atau toko obat terdekat, kurangnya informasi tentang pelayanan puskesmas, serta memilih jasa pelayanan kesehatan lainnya seperti rumah sakit maupun dokter praktek.
                             Selain itu sebagian responden mengatakan bahwa mereka tidak memanfaatkan jasa pelayanan puskesmas karena memerlukan biaya tambahan untuk menjangkau puskesmas. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azrul Azwar ( 1999 ) bahwa syarat pokok pelayanan kesehatan agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat adalah tersedia dan berkesinambungan, dapat diterimah dan wajar dan mudah dicapai.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI. Kesimpulan
     Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di di poliklinik mahasiswa Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008, maka dapat ditarik kesimpulan :
1.     Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari segi pengetahuan responden di dapatkan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 36 responden (37, 5 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 17 responden ( 17, 70 % ) yang mempunyai pengetahuan kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 responden (18, 75 %) yang mempunyai pengetahuan cukup dan sebanyak 25 responden (26, 04) yang mempunyai pengetahuan kurang.
2.     Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari sikap petugas di dapatkan bahwa dari 53 responden (59, 37 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 24 responden (25 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 33 responden ( 34, 37 % ) menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas. Sedangkan dari 43 responden (40, 61 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 17 responden (17, 70 %) menyatakan setuju dengan sikap petugas dan sebanyak 22 responden (22, 91) menyatakan tidak setuju dengan sikap petugas. 
3.     Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari jarak tempat tinggal responden di dapatkan bahwa dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 26 responden (27, 08 %) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas dan sebanyak 27 responden ( 28, 12 % ) mempunyai jarak tempat tinggal dekat dengan puskesmas. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 18 (18, 75 %) mempunyai jarak tempat tinggal jauh sebanyak 25 responden ( 26, 04 % ) mempunyai jarak tempat tinggal jauh dengan puskesmas
4.     Tingkat pemanfaatan puskesmas ditinjau dari preferensi dengan puskesmas di dapatkan bahwa  dari 53 responden (55, 2 %) yang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 34 responden (35, 41 %) mempunyai preferensi cukup dan sebanyak 19 responden (19, 79 %) mempunyai preverensi kurang. Sedangkan dari 43 responden (44, 79 %) yang kurang memanfaatkan pelayanan puskesmas, terdapat 25 (26, 04 %) preferensi cukup dan sebanyak 18 responden (18, 75 %) mempunyai preferensi kurang.
VI.2. Saran
Untuk peningkatan pemanfaatan pelayanan puskesmas di di poliklinik mahasiswa     Unhalu Puskesmas pembantu Mokoau kota Kendari Tahun 2008, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1.     Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang puskesmas dan mengetahui manfaat dari setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas pelayanan puskesmas perlu ditingkatkan melalui  penyuluhan / promosi kesehatan 
2.     Sebaiknya petugas dalam memberikan pelayanan lebih perhatian dan komunikatif kepada pasien serta lebih mendahulukan pelayanan terhadap pasien 
3.     Kepada penentu kebijakan di Dinkes Kota Kendari diharapkan dapat memberikan pengarahan pada petugas agar lebih meningkatkan prestasi kerja sehingga kepuasan terhadap pelayanan di poliklinik mahasiswa unhalu lebih di tingkatkan mutu pelayanannya.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001, Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi. Depkes. Jakarta, 1999, Indonesia Sehat 2010-Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi     Pembangunan Kesehatan, Jakarta, 2000, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2000, Paradigma Baru Puskesmas Di Era Desentralisasi, Yogyakarta, Profil Kesehatan Kota Kendari. 2005, Sultra

Azwar Azrul, 1999, Pengantar Administrasi Kesehatan,  Binarupa Aksara, Jakarta
BPS,  2008, Statistik Kesejahteraan Rakyat, Kota Kendari Sulawesi Tenggara
Depkes, 2003. Manajemen Puskesmas Pendekatan ARRIME. Jakarta., 1996 Puskesmas dan Kegiatan Pokonya. Jakarta,.

Gani, Ascobat, 2005, Kesehatan Masyarakat “ Petakan Kondisi Puskesmas “.

Ngatimin, M.Rusli, 1987, Upaya meningkatkan kesehatan Masyarakat di Pedesaan, Ujung Pandang

Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta, Jakarta. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta, 2007,  Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta Jakarta

Muninjaya,.A, 1999, Manajemen Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta

Musafin, La Ode,  2005, Analisis Preferensi masyarakat terhadap pelayanan pengobatan di Puskesmas Kota Bau – Bau, Program Pasca Sarjana Unhas.

Pedoman Manajemen Puskesmas, 2002 Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi. Departemen Kesehatan Jakarta

Razak, Amran, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir, Kalammedia Pustaka, Makassar, 2000.

Saifuddin F.D., 1995, Pendekatan Sistim Dalam pengorganisasian Pelayanan Kesehatan, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun XV, Nomor 9

Sugiyono. 1993.  Metode Penelitian Administratif. Alfabeta, Bandung.
Sugiono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta, Bandung.

Wijono, Djoko, 1999., Manajemen Mutu pelayanan Kesehatan – Teori, Strategi dan Aplikasi, Airlangga University Press, Surabaya.



LAMPIRAN : RINCIAN BIAYA PENELITIAN
RINCIAN BIAYA PENELITIAN

1.     BIAYA PERSIAPAN
No
Uraian
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
Harga Total
(Rp)
1
2
Biaya Penyusunan Proposal
Penggandaan dan Penyusunan Proposal
80. 000
50. 000
1 Rangkap
6 Rangkap
80.000
300. 000
Jumlah
380. 000

2.     ATK
No
Uraian
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
Harga Total
(Rp)
1
2
3
4
Kertas A4 (80 gram)
Catrige Printer HP ...
Rental Komputer
Flas Disc
40. 000
260. 000
5. 000
200. 000
4 Rim
1 Buah
20 Jam
1 Buah
160. 000
260. 000
100. 000
200. 000
Jumlah
720. 000

3.     BIAYA PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
No
Uraian
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
Harga Total
(Rp)
1
2

3
Biaya Penyusunan Laporan
Penggandaan dan Penyusunan Laporan
Penyewaan Jasa Internet
100. 000
75. 000

3. 000/jam
1 Rangkap
8 Rangkap

50 Jam
100. 000
600. 000

150. 000
Jumlah
850. 000

4.     BIAYA TAK TERDUGA
No
Uraian
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
Harga Total
(Rp)
1
Biaya tak terduga
50. 000
50. 000
50. 000
Jumlah
50. 000




Rekapitulasi Biaya

No
Uraian
Harga Satuan (Rp)
1
2
3
4
Biaya Persiapan
ATK (Alat Tulis Kantor)
Penyusunan Laporan Akhir
Biaya Tak terduga
380. 000
720. 000
850. 000
50. 000
Jumlah
2. 000. 000


Terbilang : Dua Juta Rupiah
BEBAN MAK
............................
KWITANSI
Tahun Anggaran : 2007
Nomor Bukti :
SUDAH TERIMA DARI   : Ketua Lambaga Penelitian Unhalu
JUMLAH UANG                : Rp. 830. 000
TERBILANG                      : Delapan Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah

UNTUK PEMBAYARAN  : Biaya Persiapan
                                               Dengan Rincian Sebagai Berikut :
                                               - Biaya Penyusunan Proposal 1 Rangkap                      Rp. 80. 000
                                               - Penggandaan dan Penyusunan Proposal 6 rangkap  Rp. 300. 000
                                                                        Total                                                         Rp. 380. 000
Mengetahui,                                                                      Kendari,
A.N. Ketua Lembaga Penelitian                                     Penerima,
Sekertaris




Drs. Baharuddin, H.P.
NIP. 131 416 874
Barang/Pekerjaan Tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik
Pejabat Penanggung Jawab,





...............................................












BEBAN MAK
............................
KWITANSI
Tahun Anggaran : 2007
Nomor Bukti :
SUDAH TERIMA DARI   : Ketua Lambaga Penelitian Unhalu
JUMLAH UANG                : Rp. 720.  000
TERBILANG                      : Tujuh Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah

UNTUK PEMBAYARAN  : Biaya Alat Tulis Kantor (ATK)
                                               Dengan Rincian Sebagai Berikut :
                                               - Kertas A4 (80 gram)                                                 Rp. 160. 000
                                               - Catrige Printer HP ...                                                 Rp. 260. 000
                                               - Rental Komputer                                                       Rp. 100. 000
- Flas Disc                                                                    Rp. 200. 000
                                                                     Total                                                      Rp. 720. 000

Mengetahui,                                                                      Kendari,
A.N. Ketua Lembaga Penelitian                                     Penerima,
Sekertaris




Drs. Baharuddin, H.P.
NIP. 131 416 874
Barang/Pekerjaan Tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik
Pejabat Penanggung Jawab,





...............................................





BEBAN MAK
............................
KWITANSI
Tahun Anggaran : 2007
Nomor Bukti :
SUDAH TERIMA DARI   : Ketua Lambaga Penelitian Unhalu
JUMLAH UANG                : Rp.850. 000
TERBILANG                      : Delapan Ratus Lima  Puluh Ribu Rupiah

UNTUK PEMBAYARAN  : Penyusunan Laporan Akhir
                                               Dengan Rincian Sebagai Berikut :
                                      - Biaya Penyusunan Laporan                                      Rp. 100. 000
                                      - Penggandaan dan Penyusunan Laporan                   Rp. 600. 000
- Penyewaan Jasa Internet                                           Rp. 150. 000
                                                                     Total                                                      Rp. 850. 000

Mengetahui,                                                                      Kendari,
A.N. Ketua Lembaga Penelitian                                     Penerima,
Sekertaris




Drs. Baharuddin, H.P.
NIP. 131 416 874
Barang/Pekerjaan Tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan baik
Pejabat Penanggung Jawab,





...............................................




2 komentar:

sikyut2015 mengatakan...

pusing euy backgroundnya

Unknown mengatakan...

Laporannya bgus, tpi gak jadi baca smpai habis, dluan pusing karna backdropnya..

Posting Komentar